SMAN 2 Kota Mojokerto akhirnya berhasil mewakili Jawa Timur menembus ajang lomba Adiwiyata tingkat nasional. Untuk pertama kalinya Kota Mojokerto berhasil menembus level nasional lomba kebersihan lingkungan sekolah.
Untuk bersaing di tingkat nasional, sekolah yang berlokasi di Jl Ijen Kota Mojokerto itu, Selasa (3/5) kemarin dinilai tim juri tingkat nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup Jakarta.
Di sela-sela menerima tim penilai, Walikota Mojokerto H Abdul Gani Soehartono mengungkapkan kebanggaannya karena SMAN 2 bisa dinilai tim lomba Adiwiyata tingkat nasional. Hasil ini sekaligus merupakan pendorong siswa mencintai lingkungan hidup. Sebab, sejauh ini penerapan lingkungan hidup sebagai kurikulum pendidikan sudah berlangsung lama. Bahkan seiring program pemkot dalam melestarikan lingkungan dan menghadapi ancaman global warming. "Artinya program Adiwiyata di lingkungan sekolah ini sudah berjalan, seperti pertanian dan perkebunan maupun tata ruang hijau," terang Gani.
Tim penilai terdiri dari empat orang, yakni 2 orang dari tingkat nasional dan 2 orang dari Provinsi Jatim yang diketuai Susi L Shadiqin. Sementara walikota juga didampingi wawali, sekdakot serta seluruh kepala SKPD. Usai diterima di rumah dinas walikota, rombongan juri berkunjung ke SMAN 2.
Ditemui terpisah, Wawali KH Mas'ud Yunus menambahkan jika lomba ini bisa dijadikan sebagai motivasi semua pihak. Tidak hanya untuk SMAN 2 sendiri, tapi juga sekolah lain agar bisa mengikuti lomba Adiwiyata baik tingkat provinsi maupun nasional. Dan jika lolos, maka SMAN 2 menjadi sekolah pertama di Kota Mojokerto yang menjadi Sekolah Adiwiyata. "Penilaian di tingkat nasional ini ada empat indikator, yang berupa pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan berbasis partisipatif, serta sarana pendukung sekolah," terang Wawali.
Ketua Tim Juri Nasional Susi L Shadiqin mengatakan lomba Adiwiyata membutuhkan partisipasi aktif yang tidak terputus dari seluruh warga sekolah, wali murid, warga masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah hingga pemerintah daerah setempat. Maka dari itu dibutuhkan komitmen, kerja keras, dan hubungan yang baik antar keempat norma dasar yang merupakan syarat untuk dapat mewujudkan impian Sekolah Adiwiyata.